Travelseru99 - Nagari Atar, Kecamatan Padanggantiang, dikenal sebagai nagari penglahir pengusaha fotokopi yang tersebar di berbagai daerah di Tanah Air. Hingga saat ini, di nagari yang didominasi dengan kontur perbukitan itu masih tersimpan berbagai kearifan lokal.SahabatQQ
Tidak itu saja, bahkan di nagari dengan tiga jorong itu memiliki potensi wisata yang unik. Salah satunya objek wisata andalan yang dikenal dengan Talago (Telaga) Biru. Seperti apa keindahannya?DominoQQ
Talago Biru yang terletak di Jorong Taratakdelapan, Kenagarian Atar, Kecamatan Padangganting, Kabupaten Tanahdatar memiliki keunikan tersendiri. Banyak hal mistis dan juga keunikan hingga mitos terdapat di telaga dengan luas satu hektare itu.
Disebut dengan Talago Biru, karena telaga tersebut sepanjang tahun lebih didominasi oleh air bewarna biru. Namun, dalam kurun waktu tertentu, air di telaga itu bisa berubah bewarna lain, seperti merah, kuning kunyit, hijau, bahkan keruh. Setiap warna yang terjadi biasanya membawa pertanda sesuatu akan terjadi.
Menurut cerita yang berkembang di tengah masyarakat setempat, di telaga itu juga sering terlihat kepala kerbau. Namun, kepala kerbau layaknya seperti kerbau berenang di air itu tidak dapat dilihat oleh setiap orang, melainkan hanya orang-orang tertentu dan beruntung saja yang bisa melihat langsung dengan mata telanjang.
Sejak dua tahun terakhir, Talago Biru mulai dibenahi oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Talago Biru. Namun, karena masih minimnya anggara yang dikucurkan, pengelolaan talago itu masih belum maksimal. Meski begitu, masih tersimpan banyak rencana kedepan untuk mengelola telaga yang tidak pernah kering itu.
Dari cerita atau mitos masyarakat yang berkembang, telaga tersebut awalnya dahulu merupakan lokasi atau tempat menambatkan kerbau, hingga kerbau-kerbau sering berkubang dilokasi itu. Lama-kelamaan lokasi itu menjadi dalam, hingga lokasi itu dipenuhi genangan air hingga menjadi telaga.
Dari cerita masyarakat itu juga berkembang cerita jika saat genangan air mulai terbentuk, ada satu ekor kerbau yang tidak pernah keluar dari kubangannya. Hingga kemudian terbenam dalam genangan air. Kerbau itulah yang kemudian diyakini sering menampakan diri meski waktunya tidak ditentukan, dan tidak dapat dilihat oleh setiap orang.
Selain itu, dahulunya telaga itu merupakan lokasi bagi warga setempat untuk ritual meminta hujan saat musim kemarau. Di mana, warga setempat dahulunya setelah selesai shalat minta hujan (Istisqa) selalu melakukan semacam ritual membakar biduk ke tengah telaga.
Jika asap pembakaran mengarah ke kuburan keramat maka dipercayai jika dalam waktu dekat hujan akan turun dan masyarakat akan bersuka cita. Namun, sebaliknya jika asap mengarah le arah lain, maka kemungkinan hujan turun sangat kecil. Meski begitu, kenyataan itu memang benar adanya. Namun, sejak satu dekade terakhir, ritual itu tidak ada lagi sampai saat ini.
Selain tempat yang sering dikunjungi, air telaga biru tidak pernah kering meski mengalami susut saat musim kemarau. Dari air telaga itu juga dijadikan sebagai irigasi bagi persawahan di area sekitar dan mengairi lebih dari 100 hektare persawahan masyarakat setempat.
Dasmeri, Ketua Pokdarwis Talago Biru yang juga Kepala Jorong Taratakdelapan didampingi Nora Deswati, Bendahara Pokdarwis mengatakan, jika libur Lebaran area telaga selalu dipenuhi pengunjung, baik pengunjung lokal maupun dari luar, maupun para perantau Atar yang pulang kampung membawa sanak famili.
Lokasi Talago Biru sendiri terletak 37 kilometer dari Batusangkar, atau dapat ditempuh selama lebih kurang 30 menit dari Batusangkar. Lokasi dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Jalanan menuju lokasi juga sudah diaspal, meski terdapat sebagian sisi jalan yang rusak dan adanya tikungan dan tanjakan.
Keunikan Telaga Biru tidak dapat diprediksi seperti berubahnya warna air telaga. Karena terjadi secara musiman dan dipercaya membawa pertanda sesuatu di tengah masyarakat. “Terkadang warna air berubah dan berganti-ganti seperti warna biru, hijau, merah, kuning, dan keruh. Namun, waktunya tidak diketahui,” ujar Dasmeri.
Jika air telaga berubah menjadi keruh, biasanya membawa pertanda akan terjadi musim sakit perut. Namun, jika berubah kemerahan akan terjadi musim sakit mata. Melihat potensi dan keunikan serta histori keberadaan Telaga Biru itu, ke depan pokdarwis berencana akan mengelola lokasi setempat menjadi destinasi yang dikelola dengan sebaik mungkin.
Bahkan, dalam perencanaan yang tengah disusun, banyak potensi lain yang bisa digabungkan dengan destinasi wisata telaga yang masih berada di sekitaran telaga.
“Ke depannya tentu kita berencana agar pengelolaan mampu dengan profesional, dimana kita juga akan membuat spot-spot lainnya seperti pengadaan sarana serupa sepeda air, flying fox, perahu, serta taman, bahkan juga penginapan. Tahun ini kita dapat kucuran anggaran dari BUMNag, namun baru sebatas pengadaan sembilan sepeda angin dan tiga unit kendaraan atv bagi anak-anak,” ujarnya.
Untuk pembangunan fisik sensiri ujarnya, sejak empat tahun terakhir dibantu dari anggaran PSDA provinsi telah dilakukan pengedaman pinggiran telaga, dan untuk tahun ini juga rencananya akan dilakukan lanjutan pembangunan fisik.
Selain itu juga direncanakan jalan rambat beton sekeliling telaga. Menurut cerita yang berkembang, pada zaman penjajahan dahulu, juga pernah akan dilakukan pengedaman pinggiran telaga. Setelah masyarakat disuruh bekerja oleh kolonial mengumpulkan batu di tepian telaga dengan ukuran yang banyak, bebatuan itu justru hilang dan raib tanpa sisa dan tidak diketahui hingga saat ini ke mana perginya.
“Jadi banyak sekali cerita dan kejadian unik dari Telaga Biru. Oleh karena itu kami bertekad kedepannya pengelolaan akan lebih dibenahi secara bertahap, kita juga berharap dukungan dari semua pihak, termasuk investor kami terima dengan tangan terbuka,” ujarnya.
Selama ini sebutnya untuk datang ke lokasi, pengunjung tidak membayar sepeserpun. Namun, dalam rencananya, mulai Lebaran depan, pengelola akan mulai mematok karcis masuk dengan kisarna harga Rp 10 ribu untuk mobil, dan Rp 5 ribu untuk sepeda motor. Bahkan saat ini, juga tengah dipersiapkan akan digelar beberapa iven di lokasi itu.
Wakil Bupati Tanahdatar Richi Aprian bahkan memuji potensi Telaga Biru tersebut. “Nagari Atar terkenal dan familiar sekali dengan fotokopi, namun tidak hanya itu Nagari Atar ternyata juga memiliki pesona alam yang indah seperi Talago Biru ini, telaga yang indah dikelilingi pepohonan dan hawa yang sejuk, sungguh pesona yang luar biasa,” ucap Richi Aprian.
Hal itu dikatakan wabup ketika menghadiri penyerahan beberapa unit sepeda, sepeda tandem dan mobil mainan dari BUMNag i Atar ke pokdarwis nagari tersebut, Rabu (26/1) di Talago Biru Jorong Taratak VIII Nagari Atar.
Dikatakan Wabup potensi alam Talago Biru yang luar biasa itu bisa dikelola dengan baik, dimanfaatkan dan dinikmati bagi masyarakat setempat dan juga perantau maupun tamu-tamu yang berkunjung ke Tanahdatar.
“Dengan adanya sepeda ini pengunjung bisa berkeliling talago bersepeda santai dan juga arena bermain anak dengan mobil ini akan menambah khasanah objek wisata di Talago Buru Nagari Atar ini,” ucap Richi Aprian.
Wabup menambahkan dengan sudah adanya jalan lingkar di talago itu dan wahana sepeda dan sepeda tandem yang diserahkan BUMNag kepada pokdarwis untuk mengelolanya maka ini akan dapat menambah pemasukan bagi BUMNag Nagari Atar.
Namun wabup minta kepada pemerintahan nagari untuk menjaga kebersihan dan keindahan, karena masih ditemukan adanya tumpukan sampah di jalan menuju talago karena itu akan mengurangi keindahan dan pengunjung akan enggan datang, dari itu wabup harapkan hal tersebut menjadi perhatian.Agen Domino
Apa yang dilakukan Pemerintahan Nagari Atar saat ini sejalan dengan konsep pariwisata daerah yaitu ABGC Akademisi, Bisnisman, Govermen dan Community jadi semua elemen ini bersinergi akan dapat mendukung program daerah satu nagari satu iven, sembari wabup mengajak masyarakat untuk menyambut pengunjung yang datang dengan ramah
Posting Komentar