4 Hal Ini Tidak Boleh Dilakukan saat Berkunjung ke Jogja

TravelSeru99 - Sebagai sebuah tujuan wisata dengan adat budaya yang cukup kuat, ada beberapa pantangan yang sebagian orang mungkin sukar dilogika . Padahal sebenarnya pantangan-pantangan tersebut merupakan kearifan lokal yang harus dijunjung semua orang.



Beberapa pantangan ketika berkunjung di Jogja ini karena sejarah, kepercayaan, dan lain sebagainya. Semua orang harus mengikutinya karena tidak ada yang dirugikan. Nah, apa saja hal-hal yang tidak boleh dilakukan ketika berkunjung ke Jogja ini?


1. Mengenakan batik motif larangan di Keraton Yogyakarta



Setiap tempat pastinya memiliki aturan yang harus diikuti. Apalagi menginjakkan kaki di Keraton Yogyakarta yang merupakan istana dari Sultan Yogyakarta ini. SahabatQQ

Di sini ada pantangan yang tidak boleh dilakukan oleh para pengunjung, yaitu mengenakan pakaian batik motif larangan seperti huk dan kawung. Motif batik memiliki makna filosofis mendalam bagi Keraton Yogyakarta. Ketika masuk ke kediaman sultan ini, hanya orang tertentu yang boleh mengenakannya.

Motif huk, misalnya, hanya boleh dikenakan oleh raja dan putra mahkota. Sebab, motif ini melambangkan pemimpin.


2. Memakai warna Hijau di Pantai Parangtritis



Mitos yang dipercaya di kawasan Parangtritis adalah daerah ini menjadi kekuasaan Nyi Roro Kidul, penguasa alam gaib di laut selatan. Konon tokoh mistis ini sangat menyukai baju dengan warna hijau, karena dianggap sebagai prajurit yang mendampinginya.

Pantangan memakai baju dengan warna hijau ini dikhawatirkan orang tersebut akan diambil. Bahkan tidak sedikit cerita yang mengatakan banyak orang dengan baju berwarna hijau terseret ombak.

Kejadian tersebut dipercaya orang tersebut diambil oleh penguasa laut selatan untuk dijadikan prajurit. Jadi, lebih baik untuk menghindari memakai baju hijau, dan menghormati adat yang sudah dijaga oleh masyarakat Jogja.

SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya

3. Berkunjung ke Candi Prambanan dengan pasangan sebelum menikah



Pantangan ini berdasarkan pada cerita rakyat Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang. Diceritakan Bandung Bondowoso merasa ditipu oleh Roro Jonggrang ketika ingin dinikahinya.

Cerita itu diyakini juga berpengaruh terhadap pasangan kekasih yang belum menikah ketika berlibur di Candi Prambanan. Dikhawatirkan tulah dari Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang ini juga dialami oleh pasangan kekasih tersebut.

Banyak cerita yang menyebutkan ketika ada pasangan belum menikah berkunjung ke sana bisa putus di tengah jalan. Meski hanya mitos, namun hal ini sangat dipercaya oleh masyarakat Jogja dan sekitarnya.


 4. Perempuan mengunjungi Candi Ratu Boko sendirian



Mitos yang sama juga terjadi pada Candi Ratu Boko ini. Dimana ketika ada pasangan yang belum menikah ke tempat ini dikhawatirkan bisa putus di tengah jalan.

Selain itu, perempuan yang berkunjung tidak diperbolehkan untuk datang sendirian. Karena dikhawatirkan perempuan tersebut bisa telah menikah.

Mitos ini didasarkan pada cerita Ratu Boko yang sama dengan cerita Roro Jonggrang. Situs ini merupakan peninggalan kerajaan ayah Ratu Jonggrang.

Dengan tempat yang saling berkaitan, masyarakat juga ikut mengaitkannya dengan cerita Roro Jonggrang tersebut. Kisah ini juga dipercaya masyarakat sebagai mitos terbentuknya Seribu Candi alias Candi Prambanan.

Namun yang pasti, tempat ini tentunya tidak akan asyik jika dikunjungi sendirian. Tempatnya yang sejuk dan ada spot sunrise yang begitu cantik, pastinya akan lebih mengasyikkan jika dikunjungi beramai-ramai bersama teman atau bersama keluarga. 


Itulah beberapa pantangan saat berkunjung ke Jogja. Boleh percaya atau tidak, tapi kearifan lokal semacam ini selayaknya tetap dihormati. Agen Domino99

Komentar