TravelSeru99 - Hari raya Idulfitri selain identik dengan acara silaturahmi dan makan ketupat, juga dimeriahkan dengan perayaan tradisional yang mana isi acaranya disesuaikan dengan kebudayaan setempat.SahabatQQ
SahabatQQ: Agen DominoQQ dan Poker Online Aman dan Terpercaya
Beberapa daerah di Indonesia seperti di provinsi Maluku dan Kalimantan Barat memiliki tradisi unik untuk menyambut hari raya Idulfitri. Kalian yang akan melakukan mudik Lebaran dapat memanfaatkan waktu liburan ini untuk menyaksikan tradisi unik tersebut.DominoQQ
Untuk lebih jelasnya, mari simak bersama daerah-daerah mana di Indonesia yang memiliki perayaan khusus untuk menyambut hari raya Idulfitri. Barangkali salah satunya adalah kampung halaman kalian.
1. Grebeg Syawal di Yogyakarta
Grebeg Syawal adalah tradisi dari Keraton Yogyakarta yang dilangsungkan setiap tanggal 1 Syawal atau bertepatan dengan hari raya Idulfitri. Tradisi ini dilangsungkan sebagai ucapan syukur karena telah melewati bulan Ramadan sekaligus merupakan bentuk amal raja kepada masyarakat dengan membagikan hasil panen seperti buah-buahan dan umbi.
Acara Grebeg Syawal dimulai sesudah Salat Id. Prajurit dari keraton akan menggotong total 7 bangunan atau gunungan berbentuk kerucut yang terbuat dari hasil bumi dan kudapan seperti wajik dan apem.
Lima Gunungan tersebut akan dibawa dari halaman keraton menuju Masjid Agung atau Masjid Gedhe yang terletak di jalan Kauman. Sedangkan sisanya akan dibawa ke Pura Pakualam dan Kantor Kepatihan.
Ulama dan abdi dalem kerajaan akan berdoa meminta keselamatan dan kesejahteraan untuk keluarga kerajaan dan masyarakat. Lima Gunungan ini nantinya akan diperebutkan oleh masyarakat setelah didoakan di dalam masjid. Masyarakat percaya bahwa mereka yang mendapatkan makanan dan/atau hasil panen tersebut akan mendapatkan berkah.
2. Makan Bedulang di Belitung
Makan bedulang adalah acara makan bersama yang terkenal di Belitung. Acara ini umumnya dilangsungkan untuk acara penting seperti hari raya Idulfitri dan upacara pernikahan.
Di dalam tradisi makan bedulang ini, keluarga atau tamu duduk berempat saling berhadapan untuk makan bersama. Makanan disajikan di atas baki atau dulang untuk setiap 4 orang.
Hidangan yang disajikan di dalam tudung saji berbeda-beda disesuaikan dengan sumber alam daerah tersebut. Akan tetapi hidangan seperti opor ayam dan makanan laut biasanya selalu ada. Menu hidangan yang disajikan umumnya hanya dimasak untuk acara-acara penting saja.
Yang membuka tudung adalah orang yang usianya muda. Orang tersebut kemudian mempersilakan mereka yang lebih tua untuk mengambil makanan terlebih dahulu. Tujuannya untuk menghormati orang yang lebih tua.
Tamu akan mencuci tangan di tempat yang disediakan setelah acara makan selesai. Tangan dikeringkan dengan sapu tangan berlipat empat dan kemudian dilipat kembali seperti semula.
3. Barong Ider Bumi di Banyuwangi
Barong Ider Bumi adalah ritual tolak bala dan selamatan warga Desa Kemiren di Banyuwangi yang dilakukan di hari kedua Lebaran di bulan Syawal. Di dalam ritual ini warga akan mengenakan kostum seperti barong dan ayam, berjalan dari sisi timur desa ke sisi barat desa sambil diiringi oleh penari dan pemain musik.
Mengutip laman Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, sejarah ritual Barong Ider Bumi dimulai dari tahun 1800. Waktu itu Desa Kemiren dilanda wabah dan banyak warga yang meninggal. Warga kemudian berkunjung ke Makam Buyut Cili untuk meminta petunjuk. Selang beberapa saat mereka mendapat petunjuk untuk melakukan prosesi arak-arakan di sepanjang jalan desa dan upacara selamatan.
Upacara selamatan dilakukan di atas tikar dan dimulai dengan doa dalam bahasa Osing dan bahasa Arab. Warga kemudian makan bersama seusai acara berdoa selesai.
Hidangan khas yang disajikan di dalam tradisi Barong Ider Bumi adalah pecel pithik.
4. Meriam Karbit di Pontianak, Kalimantan Barat
Meriam Karbit adalah sebuah tradisi di mana warga akan menyalakan meriam dan kemudian terdengar dentuman yang bersahut-sahutan di malam sebelum hari raya Idulfitri. Tradisi ini sudah lama dilangsungkan di Pontianak, khususnya mereka yang tinggal di daerah Pontianak Timur, Selatan, Tenggara, dan di tepi Sungai Kapuas.
Dilansir dari laman Pemerintah Kota Pontianak, terdapat kurang lebih 40 kelompok Meriam Karbit yang aktif di kota Pontianak. Badan meriam terbuat dari kayu meranti atau mabang yang panjangnya 5 hingga 6 meter dengan diameter sekitar 50-70 cm.
5. Tradisi Pukul Sapu di Maluku Tengah
Tradisi Pukul Sapu atau juga dikenal dengan nama Pukul Menyapu sudah dilangsungkan sejak tahun 1646 di Negeri Morella, Kabupaten Maluku Tengah di provinsi Maluku. Tradisi ini dilakukan 7 hari setelah hari raya Idulfitri.
Merangkum dari laman rri.co.id, pemuda-pemuda yang akan melakukan atraksi Pukul Sapu ini akan melakukan ritual adat terlebih dahulu. Tujuan dari dilangsungkannya ritual ini agar luka yang nantinya terdapat di tubuh pemain tidak terasa sakit dan cepat sembuh.
Untuk memainkan tradisi Pukul Sapu, pemuda-pemuda tersebut terbagi menjadi 2 grup yang mana setiap grup berisi 10 orang. Acara dibuka dengan pukulan penghormatan yang dilakukan oleh Raja dan Saniri Negeri Morella. Saat pertunjukan pemain akan menggunakan sapu lidi yang dipukulkan ke badan lawan. Pemain tidak akan marah seusai pertunjukan usai.
Konon, luka dan darah yang terdapat di tubuh pemain merupakan simbol perjuangan melawan penjajah. Dengan hadirnya tradisi Pukul Sapu ini, diharapkan warga Maluku akan selalu rela berkorban untuk kepentingan bersama.
Link Alternatif :SAHABATKIU.COM
Itulah 5 tradisi budaya di Indonesia yang dilakukan untuk menyambut hari raya Idulfitri. Secara keseluruhan kelima tradisi ini menjunjung tinggi pentingnya kebersamaan dan saling berbagi. Indonesia memang memiliki aset budaya yang luar biasa, ya!
Posting Komentar