Tari Piring Berasal dari Mana? Ini Sejarah dan Faktanya

TravelSeru99 - Tari piring berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Tarian ini menggambarkan hidup masyarakat tradisional Minangkabau ketika bekerja di sawah. Rasa syukur akan hasil panen itulah yang kemudian dituangkan pada tarian ini.

Tari piring kerap dipamerkan pada sejumlah acara penting, baik tingkat daerah, nasional, maupun internasional. Hal ini menandakan kayanya budaya Indonesia di mata dunia. Selain itu, tari piring juga memiliki fakta menarik, lho! Berikut informasinya.

Sejarah tari piring

Dilansir laman Kementerian Luar Negeri, tari piring merupakan perwujudan rasa syukur penduduk terhadap para dewa akan perolehan hasil panen yang berlimpah. Biasanya tarian ini dilakukan bersama dengan penggunaan sesajen, berupa makanan yang diletakkan di atas piring.

Tari piring sendiri diciptakan oleh seorang seniman asal Minangkabau, Huriah Adam.  Kala itu, Huriah Adam menciptakan beberapa gerakan unik dari tari tradisional Minangkabau. Namun, seiring berjalannya waktu, tari kontemporer ini mengalami banyak perubahan. Perubahan tersebut dapat dilihat pada pengiring musik, komposisi pemain, koreografi, hingga gerakan yang dilakukan. 

Gerakan tari piring sangat energik

Tarian tradisional dari Minangkabau ini memiliki gerakan menyerupai petani bercocok tanam, panen, dan aktivitas bertani lainnya. Ciri tarian ini ada pada gerakan ayunan para penari yang cepat dan energik.

Sesuai namanya, penari akan memegang dua piring di tangannya. Saat melakukannya, tentu diperlukan latihan dan keahlian khusus. Pasalnya, penari perlu memegang piring serta mengatur ekspresi wajah dalam waktu bersamaan. DominoQQ

Pada akhir tarian, seluruh penari akan menginjak piring pecah tanpa terluka sedikit pun. Ini bukanlah sulap, melainkan lambang kesucian dari para penari serta tanda bahwa doa dikabulkan oleh Tuhan.

Alat musik pengiring

Menurut masyarakat Sumatera Barat, tari piring memiliki gerakan yang dilakukan secara dinamis, energik, serta didukung suara ketukan piring sang penari. Alat musik tradisional yang digunakan pada tarian ini adalah talempong, saluan, serta decitan piring dari penari. FYI, penari yang membawakan tarian khas Minangkabau ini, harus berjumlah ganjil. Umumnya, terdiri atas tiga sampai tujuh orang. 

Kostum penari

Ketika membawakan tari piring, setiap penari harus mengenakan kostum khusus. Baik laki-laki dan perempuan memiliki kostum tari yang berbeda. Berikut informasinya.

Kostum penari laki-laki:

Pakaian rang mudo berupa baju lengan lebar berhiaskan renda emas

Celana berukuran besar khas tari piring yang disebut saran galembong

Penari laki-laki menggunakan songket yang dililitkan dari pinggang sampai lutut

Untuk mengencangkan kain songket, penari bisa menambahkan ikat pinggang

Penari laki-laki wajib memakai penutup kepala berbentuk segitiga khas Minangkabau.

Kostum penari perempuan:

Baju kurung yang terbuat dari kain beludru dan kain satin

Kain songket yang diletakkan di sisi kiri badan

Mengenakan penutup kepala perempuan khas Minangkabau, bernama tikuluak pandu balapak yang menyerupai tanduk kerbau

Aksesori lain berupa anting, kalung gadang, dan kalung rambai.

Berubahnya fungsi tari piring setelah masukknya Islam

Dahulu, sebelum Islam datang, piring yang berada di tangan penari berisi sesajen yang dipersembahkan untuk dewa. Hal ini dilakukan karena merujuk pada budaya Hindu-Budha kala itu.

Barulah pada abad 14, setelah Islam hadir, tari piring hanya digunakan sebagai hiburan masyarakat pada sejumlah acara. Baik saat acara pernikahan maupun acara besar lainnya.

Tari piring berasal dari Minangkabau ini merupakan salah satu budaya Indonesia yang istimewa. Selain gerakan, terdapat sejumlah fakta unik yang ternyata pun menarik. 

Komentar